Nasib Alat Elektronik Populer yang Ditinggalkan

Perkembangan teknologi membawa perubahan besar bagi kehidupan manusia. Pernyataan ini sangat cocok disematkan terhadap nasib alat-alat elektronik yang dulu menjadi primadona kini ditinggalkan penggunanya.

Ya, sejak zaman berubah yang berdampak pada kecanggihan teknologi, banyak perusahaan elektronik melakukan inovasi terhadap produk mereka.

Alasannya satu, agar konsumen mereka tak berpaling ke kompetitor sejenis. Selain itu ingin mengenalkan sebuah produk anyar yang dibekali dengan teknologi terkini agar membangkitkan minat beli konsumen.

Bonanza88 sudah merangkum berbagai jenis alat elektronik yang dulu populer kini sudah ditinggalkan oleh penggunanya. Mari simak daftarnya dibawah ini ya !

DVD

Pada media awal 2010, apabila seseorang yang memiliki puluhan keeping DVD di rumahnya bakal dianggap orang kaya. Pasalnya untuk satu keeping DVD saja harganya cukup menguras kantong.

Orang yang mengoleksi DVD juga dinilai ‘keren’ dan melek teknologi. Kala itu, DVD merupakan salah satu hiburan populer yang ditonton bersama keluarga di hari weekend.

Namun, kepopuleran DVD kian meredup setelah internet marak digunakan oleh masyarakat. Apalagi dengan kecepatan yang meningkat dan banyaknya warung internet (warner) bermunculan.

Orang-orang yang ingin menonton film tak perlu membeli DVD. Pilihannya pun jatuh dengan mengunjungi warnet.

Meski DVD sempat mencoba eksis menjadi HD DVD dan Blu Ray namun tak mampu berbuat banyak. Pasalnya, pada awal 2020, masyarakat pada umumnya bisa menonton live streaming dengan menggunakan smartphone atau berlangganan tv kabel.


MP3 Player

Bagi generasi 2000-an, mendengarkan music menggunakan MP3 player menjadi hal mengasyikan apalagi bagi anak muda pada zamannya. 

MP3 player bisa dibawa kemana saja dengan earphone atau headset. Pokokya mendengarkakn lagu favorit menggunakan MP3 player memberikan kesan gaul, keren dan up to date.

Apalagi disaat format file MP3 populer, dimana para penikmat musik bisa dimudahkan membagikan musik kepada teman atau keluarga. Termasuk men-download file musik melalui internet untuk disimpan MP3 player.

Namun zaman pun berubah. Perusahaan raksasa Apple meluncurkan sebuah perangkat iPod yang tujuannya mengubah budaya masyarakat menikmati musik.

Dimana, iPod menghadirkan terobosan anyar dengan kemudahan untuk menyimpan ratusan album atau playlist pengguna.

Langkah tersebut dinilai berhasil dan iPod mendominasi pasar perangkat musik di Indonesia. Namun lagi-lagi yang namanya teknologi terus berkembang dan persaingan bisnis kian sengit.

Ketika ponser dan paket data kian digemari maka muncullah layanan musik streaming milik Spotify yang bisa diunduh di perangkat iOs dan Google Play Store baik berbayar dan gratisan.

Nasib MP3 Player pun semakin terpuruk dan hilang ditengah zaman. 

Pager

Anda pernah membayangkan bagaimana orang zaman dulu berkomunikasi? Bagaimana dan alat komunikasi apakah yang digunakan ? pertanyaan tersebut sering kali muncul di benak seseorang.

Namun, jauh sebelum lahir teknologi smartphone, satu diantara alat komunikasi yang pernah terkenal pada zamannya yakni pager atau biasa disebut radio panggil.

Pager begitu populer di tahun 1990-an yang digunakan untuk mengirim dan menerima pesan. Cara kerja pager sendiri berdasarkan kode sinyal radio pada satu frekuensi tertuntu yang kemudian di transmisikan menggunakan sebuah provider.

Lama kelamaan pager kemudian diminati banyak kalangan utamanya yang butuh informasi instan. Pager yang awalnya beroperasi di frekuensi AM kemudian berganti di frekuensi FM.

Namun zaman semakin canggih dan Pager sudah jarang ditemukan saat ini. Jikalau ada, pager hanya dipakai oleh kalangan tertentu saja seperti regu tim penyelamat dan pemadam kebakaran.

Plasma TV

Pada era tahun 2010,  keberadaan TV tabung berbentuk kotak besar telah tergantikan oleh hadirnya TV layar datar. Dimanam layar TV menjadi semakin besar dan gambar lebih jernih.

Kala itu, persaingan pangsa pasar TV menjadi dua yakni pasar TV Plasma dan pasar TV LCD / LED. Konsumen pun tampak bingung memilih keduanya.

Jika TV Plasma mempunyai keunggulan di warna hitam lebih tajam, sudut pandang lebih baik dan kontras warna yang mumpuni. 

Sebaliknya TV LED/LCD mempunyai tingkat kecerahan lebih tinggi  serta dan membutuhkan daya listrik minim.

Namun sayangnya, TV Plasma kalah unggul dari TV LED lantaran pabrik TV Plasma Panasonic kalah pamor akan permintaan TV LED yang beser.

Kekalahan tersebuk semakin telak, dengan munculnya TV OLED. Pada akhirnya TV Plasma ditinggalkan oleh konsumen.